Naira Hilmiyah
Kelas 9G
Di sebuah sekolah menengah pertama, tepatnya di kelas lX-A, terjadi sebuah peristiwa yang membuat kelas lX-A bersedih.
"Teman - temanku, mari kita berdoa untuk kesehatan bu Sukma, semoga bu Sukma lekas sembuh dan bisa kembali membimbing kita semua, " ujar Mahesa selaku ketua kelas.
" Amin... Semoga saja bu Sukma lekas sembuh. Jujur aku sedih sekali saat mendapatkan kabar buruk tentang bu Sukma," jawab Indah dengan wajah sedihnya.
Satu bulan berlalu. Hingga saat belum juga ada kabar. Entah bagaimana keadaan bu Sukma saat ini.
"Assalamualaikum wr.wb. Anak-anaku kelas lX-A. Pada hari ini Bapak akan memberikan satu kejutan buat kalian semua," ujar pa Ahmad, Kepala Sekolah SMP Nusa Bangsa.
"Kalau boleh tahu, apa itu, Pak? " tanya Naya.
"Mmm.... Kami gak mau kejutan apa - apa, Pak. Kami cuma mau ibu Sukma selaku wali kelas kami kembali membimbing kami di sini," ungkap Raka.
"Kalau begitu, keinginan kalian terkabul. Bu Sukma, silakan masuk."
Para siswa dan siswi kelas lX-A terkejut akan kehadiran bu Sukma. Bagaimana tidak, bagi mereka bu Sukma adalah pelita yang mampu menerangi perjalanan mereka dalam menuntut ilmu.
"Assalamualaikum, anak-anakku. Bagaimana kabar kalian semuanya?" tanya bu Sukma dengan senyum manisnya.
"Baik, Bu!!!" jawab para siswa kelas lX-A.
"Ibu, boleh gal kalau kita semua peluk ibu? Soalnya kami sangat merindukan Ibu," ujar Naya dengan penuh harapan.
"Boleh, Nak. Kemarilah."
Semua siswa kelas lX-A memeluk bu Sukma satu persatu.
"Bu, kami benar-benar sangat merindukan Ibu. Ibu tahu gak? Ibu itu bagai pelita yang menjadi penerang untuk kami, " ujar Mahesa.
"Aduh... romantis sekali kelas lX-A ini. Bapak jadi terharu, deh," ujar pa Ahmad sambil tertawa kecil, yang membuat siswa kelas lX-A tertawa terbahak-bahak.
"Bagaimana kalau kita semua foto bersama?" ajak bu Sukma yang langsung disetujui oleh semua siswa kelas lX-A.
Mereka pun berfoto diiringi dengan gelak tawa yang memenuhi ruangan kelas lX-A.Kembalinya Sang Pelita
Di sebuah sekolah menengah pertama, tepatnya di kelas lX-A, terjadi sebuah peristiwa yang membuat kelas lX-A bersedih.
"Teman - temanku, mari kita berdoa untuk kesehatan bu Sukma, semoga bu Sukma lekas sembuh dan bisa kembali membimbing kita semua, " ujar Mahesa selaku ketua kelas.
" Amin... Semoga saja bu Sukma lekas sembuh. Jujur aku sedih sekali saat mendapatkan kabar buruk tentang bu Sukma," jawab Indah dengan wajah sedihnya.
Satu bulan berlalu. Hingga saat belum juga ada kabar. Entah bagaimana keadaan bu Sukma saat ini.
"Assalamualaikum wr.wb. Anak-anaku kelas lX-A. Pada hari ini Bapak akan memberikan satu kejutan buat kalian semua," ujar pa Ahmad, Kepala Sekolah SMP Nusa Bangsa.
"Kalau boleh tahu, apa itu, Pak? " tanya Naya.
"Mmm.... Kami gak mau kejutan apa - apa, Pak. Kami cuma mau ibu Sukma selaku wali kelas kami kembali membimbing kami di sini," ungkap Raka.
"Kalau begitu, keinginan kalian terkabul. Bu Sukma, silakan masuk."
Para siswa dan siswi kelas lX-A terkejut akan kehadiran bu Sukma. Bagaimana tidak, bagi mereka bu Sukma adalah pelita yang mampu menerangi perjalanan mereka dalam menuntut ilmu.
"Assalamualaikum, anak-anakku. Bagaimana kabar kalian semuanya?" tanya bu Sukma dengan senyum manisnya.
"Baik, Bu!!!" jawab para siswa kelas lX-A.
"Ibu, boleh gal kalau kita semua peluk ibu? Soalnya kami sangat merindukan Ibu," ujar Naya dengan penuh harapan.
"Boleh, Nak. Kemarilah."
Semua siswa kelas lX-A memeluk bu Sukma satu persatu.
"Bu, kami benar-benar sangat merindukan Ibu. Ibu tahu gak? Ibu itu bagai pelita yang menjadi penerang untuk kami, " ujar Mahesa.
"Aduh... romantis sekali kelas lX-A ini. Bapak jadi terharu, deh," ujar pa Ahmad sambil tertawa kecil, yang membuat siswa kelas lX-A tertawa terbahak-bahak.
"Bagaimana kalau kita semua foto bersama?" ajak bu Sukma yang langsung disetujui oleh semua siswa kelas lX-A.
Mereka pun berfoto diiringi dengan gelak tawa yang memenuhi ruangan kelas lX-A.