28 December 2022

Tacenda (Part 1)

Edit Posted by with No comments

Dea Mustika

Kelas 9I

Tacenda


Sumber gambar: https://www.wallpaperbetter.com/id/hd-wallpaper-zzaai

Suatu malam di musim dingin. Arthemis pergi ke ujung danau yang membeku untuk mencari rasa tenang. Arthemis berjongkok, mengetuk danau yang beku di depannya. Ia merasakan danau itu lebih beku dari tahun sebelumnya.

Arthemis mengembuskan napas. Ia duduk di bangku dekat danau itu, membiarkan tubuhnya merasakan udara dingin yang menusuk. Danau itu terbentang luas. Saat musim semi, pemandangan akan terlihat indah karena bunga-bunga yang mekar. Namun hari ini, semuanya dipenuhi salju.

Arthemis menatap ke arah danau. Terlihat seseorang di depan sana. Dahi Arthemis mengernyit, memastikan bahwa yang ia lihat memang manusia.

Orang itu memakai sepatu skating, maju tanpa beban. Ia bergerak dengan cepat di atas es yang membeku. Untuk sekilas, ia terlihat bebas. Namun, waktu sudah hampir tengah malam. Untuk apa dia melakukan itu? Arthemis meringis. Untuk kali ini, ia menganggap itu hantu.

Arthemis akhirnya memutuskan untuk pulang. Setibanya di rumah, ia membuka pintu dengan pelan. Lagi-lagi Arthemis mendengar orang tuanya bertengkar lagi. Dengan rasa lelah, Arthemis mengendap-endap. Untuk sepersekian detik, ia menahan langkahnya tatkala mendengar pecahan kaca.

Arthemis tertegun, bingung harus mengambil keputusan apa. Ia kemudian melanjutkan langkahnya untuk kembali ke kamar. Terkadang Ia membenci ibunya yang terus-terus memprovokasi ayah hanya karena masalah kecil. Namun, mereka berdua sama saja.

Arthemis menutup pintu kamar, memutuskan untuk tidur.

 

***

Hari bergantiIbu tiba-tiba melaporkan ayah dengan alasan kekerasan dalam rumah tangga. Polisi menangkap ayah.

Di bawah temaramnya lampu, Arthemis melihat Ibu menyeret koper-koper yang berisi barang-barang.

“Ibu mau ke mana?” tanya Arthemis.

“Kamu diam di rumah. Ibu akan meninggalkan salah satu kartu kredit Ibu. Kamu gunakan uang itu untuk melanjutkan hidup. Ibu akan mencari pekerjaan di luar kota,” jawab ibu.

Arthemis tak berani berbicara lagi. Ia menatap Ibunya pergi, meninggalkan segalanya. Ia tak meninggalkan satu dekapan maupun lambaian tangan. Hati Arthemis teriris. Tanpa sadar ia menangis, menangisi hidupnya.

Ke mana aku harus pergi selanjutnya? Batin Arthemis. Bahkan, kedua cahaya yang harusnya menjadi penuntun arah agar tidak tersesat, kini telah padam. Mereka padam bersamaan.

Arthemis melihat jam dinding. Hampir jam delapan. Ia sudah menggunakan seragam. Diambilnya tas, kemudian dikuncinya pintu. Dalam perjalanan, ia mencoba menahan tangis.

Jangan terlihat seperti bayi cengeng yang baru ditinggal ibunyaBatin Arthemis.

 

Ia melewati hari dengan penuh rasa sesak. Sepulang sekolah, ia langsung masuk ke kamar dan  menjatuhkan diri di atas ranjang. Ia menangis, membiarkan semuanya terluapkan. Kemudian, ia tertidur.

***

Arthemis terbangun di malam hari. Ia  ingat bahwa ia belum makan sejak pagi. Ia membuka handphone, membaca chat dari ibunya yang masuk tadi sore.



 

Arthemis membalas dengan ucapan terima kasih. Ia memutuskan keluar untuk mencari makanan.

Ia masih merasakan dingin yang menusuk saat ia keluar rumah. Arthemis membenci musim dingin. Selama perjalanan, pikirannya berkecamuk. Ia menangisi hidupnya. Ia hampir tidak punya teman. Kedua orang tuanya meninggalkannya. Saudaranya entah di mana. Kepada siapa ia harus bersandar?

Arthemis masuk ke dalam sebuah toko penjual sup. Ia membeli sup jamur untuk menghangatkan diri.

 

Di balik salju yang perlahan turun, ia melihat orang yang waktu itu ia lihat di danau. Arthemis memperhatikan orang itu dan menatapnya lekat.

“Ternyata dia bukan hantu.” Arthemis terlihat lega.

Pesanannya datang. Ia makan dengan perasaan yang membaik. Dirasakan hangatnya sup yang dicampur dengan roti.

Tak lama kemudian, seseorang terlihat duduk di depannya. Arthemis mengeluh dalam hati, merasa sedikit terganggu. Namun ia tidak bisa menegur. Ini kan bukan toko miliknya.

Arthemis mengangkat pandangan, menatap ke arah orang yang duduk di depan. Ia hampir tersedak tatkala melihat bahwa itu adalah orang yang sempat dia sebut hantu.

Orang itu menatap balik Arthemismengernyit melihat reaksi Arthemis. Toko itu sudah tidak ada bangku kosong, sehingga pelayan menyuruhnya untuk duduk bersama perempuan yang kini berada di depannya.

“Hai..?” sapanya canggung.

Arthemis mencoba menetralkan reaksinya. Dalam hati ia bepikir bahwa kota ini sungguh sempit.

“Hai,” balas Arthemis dengan pelan.

Pria itu tak membalas kembali, membuat Arthemis kembali fokus untuk makan. Ia memesan dessert karena masih merasa lapar. Ia mengabaikan pria di depannya.



       Sumber gambar: en.pinkoi.com 

Tak berselang lama, pesanan itu datang bersamaan. Namun, ada tambahan menu di sana: sebuah kue. Pelayan itu menjelaskan bahwa kue itu adalah hadiah untuk siapapun yang semeja dengan berpasangan. Hal itu diadakan sebagai hadiah tahun baru. Kue strawberry berukuran kecil. Sepertinya kue itu enak.
                Arthemis tersenyum menanggapi. Sementara itu, pria tersebut menatap strawberry cake. Arthemis mengambil Cheescake yang dipesannya, menggeser menu hadiah itu untuk diambil oleh pria itu.

“Aku tak suka makanan manis,” ujarnya.

Arthemis menatapnya.

“Kayaknya ini low sugar deh,” ucap Arthemis.

“Kamu bawa saja.”

Arthemis menggelengkan kepala. “Ini hadiah untuk dua orang.”

“Lalu?” tanyanya.

“Aku tidak akan membawanya kecuali dibagi dua. Setelah itu, kamu bebas mau membuangnya atau bagaimana pun.”

Ada rasa tak nyaman yang menjalar dalam hati Arthemis. Ia melihat pria itu menghela napas, kemudian memotong kue itu seukuran dengan cheesecake milik Arthemis. Ia memakan potongan itu hanya untuk tiga suapan. Lalu menggeserkan sisanya ke arah Arthemis.

“Orang aneh,” pikir Arthemis.

Arthemis memakan cheesecake-nya, kemudian meminta kemasan untuk membungkus kue stroberi.

Ia berterimakasih kepada pria itu. Kemudian, ia memutuskan keluar dari toko.

Arthemis mengakhiri hari itu dengan tertidur pulas karena merasa lelah.

 

***

(To be continued)

 

 

HARUS BANYAK BELAJAR

Edit Posted by with No comments

 M. Farid Rubiansyah

Kelas 7D

HARUS BANYAK BELAJAR

Hari itu Dio sangat lelah. Selama perjalanan pulang dari sekolah, Dio memikirkan tugas. Banyak sekali tugas sekolah, terutama tugas pelajaran Sejarah.

      Setelah sampai di rumah, Dio mencoba menenangkan pikiran. Namun perasaan resah bermunculan. Saat malam tiba, Dio mencoba untuk belajar dengan fokus. Sempat terlintas di pikiran Dio untuk tidak sekolah esok hari.

Apa besok aku izin saja, ya? pikir Dio sambil memegang buku pengetahuan sejarah.

                Buku pengetahuan sejarah yang sedang dipelajari menjelaskan sosok terkenal dalam sejarah, seperti Cleopatra, Julius caesar, dan Napoleon Bonaparte. Tak terasa, Dio tertidur. Dalam tidurnya, ia merasa berada di suatu tempat asing.

                “Di mana aku?” Dio melihat sekeliling. Ia berada dalam ruangan gelap.  Tiba-tiba, lampu menyala. Terlihatlah tiga sosok di hadapannyaDio merasa mengenal ketiga wajah itu. Mereka adalah tiga orang yang sangat terkenal dalam sejarah.

                Seseorang dari mereka berdiri dan bertanya pada Dio.

Apa kau kenal kami?” tanya orang itu. Dio hanya mengangguk.

Apa kau kenal aku?”ia bertanya lagi.

“Ya. Kau adalah Cleopatra. Itu terdengar seperti nama sungai di Tibet, jawab Dio.

Orang yang bertanya tersebut, yang tak lain adalah Cleopatra, keheranan dan lantas menepuk jidatnya.

                Kemudian, seorang lainnya berdiri. Ia adalah Julius Caesar.

Apa kau mengenaliku?”

Dio mengangguk. Dalam pikirannyaia hanya bisa menebak-nebak siapa sebenarnya orang ini.

Dio pun menjawab.

Kau adalah Julius Caesar. Kamu dinamakan Julius karena ibumu melahirkanmu di bulan Juli,” jawab Dio.

Julius Caesar menghentak meja dengan kedua tangannya. Kemudian ia menghela nafas dalam.

                Tibalah giliran Napoleon Bonaparte bertanya pada Dio.

“Apa kau tidak kenal aku seperti kau tidak mengenal yang lainnya?”

Dio berpikir sejenak.

Ya, aku mengenalmu. Kau adalah Napolen Bonaparte. Itu terdengar seperti makanan penutup yang manis dari Eropa, jawab Dio.

Mendengar jawaban itu, Napoleon menepuk jidatnya.

Kesal karena Dio tidak bisa menjawab pertanyaannya dan juga pertanyaan kedua temannya, Napoleon pun memegang bola dunia yang ada di mejanya. Ia melemparkan bola dunia tersebut ke arah Dio. Sambil melemparkan bola dunia itu, Napoleon berkata, “Inilah yang akan membuatmu bolos sekolah besok!!”

Bola dunia mengenai wajah Dio. Dio terkejut dan berteriak. Akhirnya, ia terbangun dari mimipinya.

Ternyata, buku yang Dio pegang jatuh ke arah wajahnya. Saat membuka buku sejarahnya, ia melihat buku tersebut sedang membahas ketiga sosok dalam mimpinya tadi.

“Sudahlah. Kukerjakan saja tugasnya, takut mimpi buruk lagi. Mungkin bukan pelajaran sejarahnya yang susah. Akunya saja yang kurang banyak belajar, pikir Dio. Ia pun dengan segera mengerjakan tugas sejarah.***

 

 

 

 

KUNANG-KUNANG

Edit Posted by with No comments

Asri Fajriani

Kelas 8C

                                                                    KUNANG-KUNANG

            


Sumber gambar: saluransebelas.com

Apa kamu pernah mendengar ada seseorang yang berkata  bahwa "kunang-kunang adalah kuku manusia yang sudah meninggal"?

Ya. Firefly.

Firefly atau kunang-kunang adalah serangga yang dapat menyala. Serangga ini memang sering dikaitkan dengan mitos. Padahal, kunang-kunang sebenernya masih satu keluarga dengan kumbang.

Cahaya kunang-kunang berasal dari reaksi kimia di dalam tubuhnya, yang dipicu oleh zat bernamal luciferin. Cahaya ini berfungsi untuk berkomunikasi dan menarik perhatian pasangannya.

Siklus kehidupan kunang-kunang tidak begitu mudah. Setelah menetas, kunang-kunang menghabiskan waktu 2 tahun untuk menjadi larva. Dan ketika dewasa, kunang-kunang hanya bertahan sekitar 3-4 minggu.

Ada sekitar 2000 spesies kunang-kunang di seluruh dunia. Namun, populasinya semakin menurun hingga saat ini, karena semakin meluasnya perkotaan dan terus dirambahnya hutan.

Jadi, ketika kita menjaga hutan, secara tidak langsung kita juga menjaga keberadaan mereka.

Daftar Pustaka:

Somnivera, Pepaver. 2022. "Firefly". YouTube, 28 Agustus 2022, dilihat pada 13 November 2022. https://youtube.com/shorts/2RsLBLzpEy0?feature=share.

15 December 2022

Cara Menjaga Kesehatan Mata

Edit Posted by with No comments

Vania Thalita

Kelas 8F

Cara Menjaga Kesehatan Mata

 

Mata adalah organ tubuh pada diri manusia yang penting sekali. Fungsinya adalah untuk indra penglihatan. Melalui mata, kita dapat melihat segala hal yang ada di dunia ini.

Karena itulah, memiliki mata yang sehat merupakan dambaan semua orang. Namun banyak dari kita yang kurang menjaganya dengan baik. Salah satunya adalah seringnya membiasakan hal buruk yang akan akan menyebabkan berkurangnya kualitas mata.

Apa saja hal buruk yang dapat membuat mata menjadi rusak? Berikut ini adalah tindakan yang dapat merusak mata.

1.       Membaca di ruang redup

Tahukah kamu? Membaca buku di ruang redup dengan pencahayaan minim dapat mengakibatkan otot mata tegang dan cenderung kering, sehingga rentan iritasi.

2.       Terpapar blue light

Mungkin ada dari kalian banyak menghabiskan waktu depan HP. Terlalu lama menghabiskan waktu di depan gadget, komputer, dan layar TV, sangat rentan menyebabkan penglihatan kabur, pusing, dan mual akibat paparan blue light.

3.       Kurang Tidur

Adakah dari kalian yang suka begadang? Perlu kalian ketahui, kurang tidur dapat menyebabkan sejumlah masalah termasuk penambahan berat badan, depresi, sekaligus penurunan fungsi kekebalan tubuh.

Selain hal-hal tersebut di atas, masih banyak hal lainnya yang dapat merusak mata. Karena itu, kita harus merawat mata dengan baik agar terhindar dari mata rusak. Caranya adalah dengan mengubah kebiasaan buruk.

Bagaimana menjaga kesehatan mata? Berikut ini adalah tips untuk menjaga kesehatan mata.

1.       Memastikan pencahayaan ruangan cukup.

Adakah dari kalian yang punya hobi membaca di ruangan gelap? Sebaiknya hentikan kebiasaan tersebut mulai dari sekarang. Pasalnya, cahaya redup dapat menyebabkan mata lelah dan mata kering karena jarang berkedip. Cara menjaga kesehatan mata adalah memastikan pencahayaan ruangan cukup.

2.       Hindari menatap layar gadget terlalu lama.

 Kita harus menghindari atau membatasi menatap layar gadget terlalu lama. Tak dapat dipungkiri bahwa hampir semua aktivitas kita berkaitan dengan gadget. Namun, pastikan kita membatasi penggunaannya demi Kesehatan.

3.       Tidur cukup

Jika kalian suka begadang, ubah kebiasaan buruk itu mulai sekarang. Tidur yang cukup bukan hanya baik bagi kesehatan tubuh, melainkan juga kesehatan mata. Pasalnya, tidur dapat membantu mata kita beristirahat secara total setelah digunakan beraktivitas seharian. Ketika kurang tidur, mata bisa lelah dan menyebabkan menurunnya penglihatan secara perlahan. Jadi jangan begadang lagi,ya.

 

Masih banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mata. Pastikan bahwa kita merawat dan menjaga mata dengan baik.

***

Daftar Pustaka

CNN Indonesia. 2022.  “Kebiasaan Buruk yang Bisa Merusak Mata”, CNN Indonesia, dilihat tanggal 13 Maret 2022. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220310170056-260-769540/9-kebiasaan-buruk-yang-bisa-merusak-mata/amp

 

 

08 December 2022

TRAGEDI KANJURUHAN

Edit Posted by with No comments

Nindi Oktaviani

Kelas 7C

TRAGEDI KANJURUHAN

 

Tragedi kembali merambah pertiwi

Muncul kasus berbasis kebodohan memilukan sekaligus memalukan

Kecerobohan penanganan berangkat dari segelintir kebodohan

Hal tabu di pertontonkan sesama anak bangsa

Kecerobohan berasas fanatisme tanpa akal berakhir duka

 

Waktu ditangguhkan

Waras ditinggalkan

 Nyawa ditumbalkan

 

Berangkat dari sikap kekanak-kanakan menghadapi kegagalan

Bukankah di setiap pertandingan harus ada yang kalah?

Wajibkah setiap pertandingan ada kericuhan?

 

Hal bodoh dipertontonkan

Egoisme sesaat dibanggakan

Hal sepele dipentingkan

Hal penting disepelekan

 

Kanjuruhan 01 Oktober 2022

Mencatat sejarah pilu sepak bola Indonesia

Mencatat sejarah pilu Indonesia

Dunia internasional berbela sungkawa sekaligus tertawakan sikap kampungan kita

 

Berawal dari segelintir orang  masuk lapangan

Digertak teriakan hingga situasi berubah mencekam

Berujung ramainya pemukulan

 

Seratus orang lebih meregang nyawa

Mereka kembali dalam dekapan Tuhan

Diiringi tangisan orang orang tercinta

 

Bagaimana nasib sepak bola Indonesia?

Lebih baikkah sepak bola Indonesia tanpa supporter?

Ataukah, Indonesia lebih baik tanpa sepak bola?

07 December 2022

Kota Bewto

Edit Posted by with No comments

 Ulfa Renita

Kelas 8J

Kota Bewto

Orang selalu berkata bahwa hidup seperti roda yang terus berputar. Akan tetapi, mengapa hidupku selalu berada di bawah? Hidupku sangat miris, hidup tanpa orang tua. Di saat remaja lain menikmati indahnya dunia, aku harus bekerja untuk memenuhi isi perutku dan adikku.

Saat masih kecil, aku melihat sebuah pertunjukan yang sangat menakjubkan. Di pertunjukan itu, aku melihat seorang penyanyi. Ia mempunyai paras yang cantik dan menawan. Suaranya mengalun indah. Ia adalah Hana. Saat pertama kali aku melihat Hana, aku berpikir, apakah aku bisa menjadi sepertinya? Ah, itu tidak mungkin. Hana terlahir di keluarga kaya raya dan terhormat. Berbanding terbalik denganku yang bahkan tidak mempunyai orang tua.

Saat aku sedang mencari makanan untuk makan siang, aku melihat sesuatu. Aku melihat secarik kertas yang menempel di dinding pemukiman warga. Aku membacanya, mataku membesar. Kertas itu berisi informasi audisi menyanyi yang ada di Kota Bewto. Jika berhasil lolos dari audisi ini, pemenang akan diangkat menjadi penyanyi bersama Hana. Aku tidak bisa melewatkannya begitu saja. Aku langsung berlari menghampiri Deni yang sedang memakan roti sisa.

"Kita harus cepat ke Kota Bewto, Deni!" ucapku dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Kota Bewto sangat jauh, Kak! Untuk apa kita ke sana?" jawab Deni kebingungan. Ia hampir saja tersedak.

"Bagaimanapun caranya, kita harus ke Kota Bewto secepatnya. Di sana terdapat audisi. Kita harus mengikutinya untuk memperbaiki keadaan kita." Aku menatap Deni tajam.

"Baiklah, apapun itu, aku ingin kita kembali seperti dulu lagi," ucap Deni sembari menunduk, mengingat semua memori kebahagiaan kami dulu.

Aku dan Deni berpikir bagaimana caranya kami menuju Kota Bewto. Jika berjalan kaki, butuh waktu yang sangat lama untuk sampai ke Kota Bewto. Selain itu, kami tidak mempunyai kendaraan yang dapat digunakan untuk ke kota Bewto. Padahal, audisi akan diadakan besok pagi. Karena terlalu lelah dan tidak mendapatkan jawaban, aku mengajak Deni ke sungai untuk menjernihkan pikiran.

Aku dan Deni berjalan menyusuri sungai. Kami hanya terdiam tenggelam dalam pikiran masing-masing. Hingga kemudian, selarik cahaya menyinari penglihatanku dan Deni.

"Halo, anak-anak. Aku peri Allura. Kalian pasti sudah tidak asing dengan namaku, bukan? Keberadaanku bukan hanya dongeng semata." Terlihat seorang peri dengan memakai gaun merah muda. Ia sembari terkekeh pelan. Aku terpukau, tidak bisa menjawab pernyataan yang barusan telah dilontarkan oleh peri Allura.

"Aku bisa mengabulkan satu permintaan kalian," sambungnya kembali.

"Deni ingin mempunyai ayah dan ibu!" ucap Deni antusias. Aku terkejut dengan ucapan Deni barusan.

"Tidak! Ingat, kita harus ke Kota Bewto, Deni!" Aku menatap Deni tajam.

"Aku hanya bisa mengabulkan satu permintaan kalian." Suara peri Allura kembali terdengar.

"Permintaanku, antar kami pergi ke Kota Bewto," ucapku. Deni menatapku tak percaya, seolah tidak menyangka aku akan lebih memilih untuk mengikuti audisi dibandingkan memiliki suatu keluarga yang lengkap. Deni berlari menjauhiku dan peri Allura.

Peri Allura lalu menggoyang-goyangkan tongkat sihirnya. Sebuah cahaya bersinar kembali. Peri Allura sudah tak tampak kembali. Melainkan ada sebuah tikus raksasa di hadapanku.

"Ayo naik," ucap tikus raksasa itu.

Tanpa menunggu Deni, aku langsung menaiki tikus tersebut. Tak apa, Deni jika marah tak akan lama. Lagi pula, aku mengikuti audisi hanya 1 hari.

Saat sudah sampai di Kota Bewto, aku melihat sebuah tempat yang sudah dihiasi benda warna-warni. Aku pun langsung mendaftarkan diri untuk mengikuti audisi.

Sesudah mendaftarkan diri, aku termenung menunggu giliran. Aku merasa, bahwa aku sangat jahat telah meninggalkan Deni di Desa Pinus sendirian. Aku sangat jahat telah meninggalkan Deni hanya untuk kepuasan sendiri. Aku sangat menyesal, aku di sini tentu saja tidak karuan. Tak ada Deni, adik yang ceria yang suka menyemangati dan memotivasiku saat aku merasa takut, kecewa, dan tak tahu arah. Sekarang, Deni tak ada. Tak ada yang menyemangati, memotivasi dan menghibur. Aku di sini sendiri, memakai baju lusuh, melihat peserta lain memakai gaun tanpa hadirnya penyemangat. 

Acara yang dinanti-nanti pun tiba. Audisi diadakan sangat meriah. Aku melihat banyak sekali peserta yang bernyanyi dengan merdu. Nyaliku ciut. Aku merasa bahwa aku bukanlah apa-apa dibandingkan mereka.

Giliranku  tiba. Aku bernyanyi sebaik mungkin. Namun jujur, aku tak bisa sepenuhnya fokus. Pikiranku masih tertuju pada Deni. Semoga Deni tak apa-apa.

Semua peserta sudah tampil. Kami menunggu pengumuman juri dengan resah.

"Selamat siang semua!" Hana menyapa semua peserta audisi.

"Saya akan mengumumkan para pemenang dari audisi ini," lanjut Hana dengan suaranya yang lembut. Ia kemudian menyebutkan pemenang ketiga dan kedua. Terakhir, ia menyebutkan pemenang utama.

"Pemenang utama ialah...Dena Dewani dari Desa Pinus! Beri tepuk tangan untuk Dena!"

Aku terkejut. Aku sangat tidak percaya aku dapat lolos dari audisi ini. Aku hanya diam dan menangis bahagia. Aku segera ke panggung dan mengutarakan kebahagiaanku karena telah menang dalam audisi ini.

Setelah memenangkan audisi, hidupku berubah total, dari mulai berpakaian, pola hidup, dan cara berinteraksi dengan orang lain. Tetapi, rasa sayang pada Deni tak berubah. Aku sangat sangat menyesal mengikuti audisi ini. Nyatanya, Deni belum ditemukan sampai sekarang. Berbagai cara sudah kulakukan: berkeliling ke berbagai tempat dan memasang poster-poster untuk menemukan Deni. Tapi tetap saja Deni tidak ditemukan. Aku pasrah. Aku menyakinkan diri bahwa ini memang takdir Tuhan. Mungkin saja, Deni berbahagia di tempatnya sekarang dan melupakan sosok kakak sepertiku. Tidak, aku tidak layak dipanggil kakak setelah perlakuanku padanya.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Aku sudah merelakan Deni. Kini, aku menjadi penyanyi terkenal. Setiap hari aku mendapat undangan untuk menyanyi. Tak sedikit yang kutolak. Menjadi penyanyi itu tidak mudah. Selain lelah, menjadi penyanyi selalu dibicarakan di mana-mana. Aku mendatangi tempat-tempat di mana aku diundang untuk menyanyi. Contohnya hari ini, aku diundang ke Desa Pinus, kampung halamanku. Desa ini menyimpan banyak kisah aku dan Deni.

Aku menjalankan pesta semeriah dan selancar mungkin. Di tengah-tengah acara, aku dipanggil ke panggung untuk berpidato. Aku tentu saja kebingungan. Aku tak menyiapkan teks untuk berpidato. Tapi karena sudah dipanggil, aku maju dan menceritakan kisahku untuk memotivasi semua orang.

Tiba-tiba, suara petasan menyala. Terlihat bayangan seseorang di belakangku. Bayangan itu terlihat semakin jelas. Ternyata, ia adalah Deni. Aku berhambur menghampiri dan memeluknya dengan erat. Kami menangis antara sedih dan bahagia.

Aku gembira bahwa Deni baik-baik saja. Deni tumbuh menjadi pria yang tampan. Aku sangat tidak menyangka akan bertemu lagi dengannya. Ini berkat semua penggemarku. Seluruh penggemar mencari-cari tentang keberadaan Deni dan memberi kejutan ini untukku.

Acara pun selesai. Aku mengajak Deni untuk berbincang-bincang. Aku menanyakan keberadaannya selama ini dan bagaimana hidupnya saat tak ada aku. Ia pun  menceritakan perjalanan hidupnya.

"Den, hidup kakak sekarang sudah lebih baik. Tinggallah bersama kakak.” Aku memohon pada Deni. Deni hanya terdiam. Sepertinya ia memikirkan jawaban terbaik yang akan dilontarkan. Aku menunggu cemas.

"Maaf, Kak," ucap Deni akhirnya.

Deg. Jantungku terasa berhenti berdetak.

"Di panti, aku mempunyai teman yang menyayangiku, termasuk ibu panti. Ibu panti mengajariku banyak hal. Aku tak bisa meninggalkan beliau begitu saja. Maafkan aku. Aku tidak bisa tinggal bersama kakak lagi,” ujar Deni.

Aku tak bisa menjawab perkataan Deni. Hatiku sangat sedih. Aku menangis sejadi-jadinya. Tapi, mau bagaimana lagi? Deni lebih bahagia tinggal di panti asuhan tanpa kakak sepertiku. Dan itu lebih baik baginya.***

Janji Alfin

Edit Posted by with No comments

Putri Nuraini

Kelas 8C

Janji Alfin

Aku seorang remaja yang bersifat pemalu dan penakut, yang mengakibatkan aku tidak mudah berbaur dengan orang lain.

Saat hari pertama masuk sekolah, tentu saja hampir semua dari sekolah tampak asing dan berbeda. Dari mulai tempat, cara berbicara, cara berpakaian, bahkan seseorang. Semuanya tampak asing. Tetapi, aku melihat seorang laki-laki yang berbeda dengan laki-laki pada umumnya. Aku terpukau oleh senyum manisnya. 

Bulan berganti bulan terlewatkan. Sekarang sudah memasuki semester 2. Alfin selalu mengirimi pesan basa-basi padaku. Alfin ialah laki-laki yang kusukai pada saat hari pertama masuk sekolah. Ia sekelas denganku. Tak disangka-sangka, ia mendekatiku. Kami semakin lama semakin akrab. Setiap hari kami selalu bertukar pesan. Lalu, Alfin menyatakan perasaannya padaku. Tanpa pikir panjang, aku menerima perasannya padaku.

Hubunganku dengan Alfin sudah menginjak 7 bulan. Berbagai masalah telah kami lewati. Tetapi, aku tidak menyukai sikap Alfin. Ia sering berinteraksi dengan perempuan lain. Aku sempat berpikir untuk mengakhiri hubungan ini. Tetapi, karena rasa sayang dan takut kehilangan Alfin, aku bungkam dan tetap melanjutkan hubungan kami.

Sampai suatu ketika, aku mendapat kabar dari temanku, bahwa Alfin membonceng perempuan lain. Hatiku seperti ditusuk ribuan duri. Sangat sakit. Awalnya aku tidak percaya Alfin seperti itu. Tapi, dengan adanya bukti berupa pesan suara dan foto, aku mempercayainya. Dengan sigap, aku mengambil handphoneku, lalu menghubungi Alfin. Bertanya-tanya mengapa ia melakukan hal itu tanpa sepengetahuanku. Entengnya, Alfi hanya menjawab,

"Aku ngebonceng Nina cuma buat kumpulan doang, " katanya. Saat itu, aku merasa bahwa hubungan ini seharusnya diakhiri. Aku sudah muak dengan sikap Alfin.

"Temui aku di taman secepatnya." Sebuah pesan WA kulayangkan pada Alfin. Dengan segera, aku langsung keluar rumah dan menuju ke taman untuk menemui Alfin.

"Alfin, sudah saatnya kita mengakhiri hubungan kita," ucapku sembari menunduk.

"Kenapa? Cuman gara-gara aku bonceng Nina kamu kayak gini? Kamu udah gede Mika. Jangan egois. Aku bonceng Nina buat kumpulan sama anak-anak lain!" Alfin berkata sembari membentakku.

"Cuma kata kamu? Ini nggak sekali Alfin. Kamu pikir aku nggak tahu kamu di kelas kayak gimana? Kamu di kelas sering bareng perempuan lain kan? Yang harusnya berpikir dewasa tuh siapa? Harusnya kamu! Kamu itu pacar aku. Gak seharusnya kamu  deket sama perempuan lain." Aku menatap matanya tajam. Alfin terdiam. Selang beberapa lama, ia berkata.

"Maaf, aku memang salah. Maafkan sikapku ke kamu kayak gini. Aku janji gak bakal ngulangin hal ini lagi. Kasih aku kesempatan. Jangan pergi dari aku, Mika," ucapnya lirih. Hatiku bergetar. Sejujurnya, aku sangat tidak rela ditinggalkan oleh Alfin. Aku tersenyum padanya, lalu berkata.

"Untuk saat ini, aku maafkan. Lain kali, jangan seperti ini lagi, ya. Janji?" ucapku sembari merekatkan kelingkingku pada kelingking Alfin.

"Janji," jawabnya. Aku tersenyum.***