M. Farid Rubiansyah
VIII E
Kurun
demi kurun telah berlalu. Joe dan partnernya Emmy berhasil menguasai tanah tak
bertuan itu dan membuat kerajaannya sendiri. Persis seperti apa yang tertuang
dalam puisi yang ditulis oleh salah satu pelayan dan penyair kesukaan Joe,
Mistrole, yang isinya :
"Dialah yang melawan tentara dan membunuh
raja mereka
Dialah yang merebut semua tanah mereka dan
mencuri pedang milik mereka
Warga desa pura pura menyukai dia
Dan namanya adalah Joe".
Siang
itu, Joe dan Emmy sedang duduk di singgasananya yang megah. Ketika itu mereka
menerima seorang tamu dari kalangan orang lokal. Tamu tersebut membawa kabar
mengenai sesuatu yang telah terjadi di pusat kota.
‘’Apa yang membuatmu datang ke istana
ini, rakyat Joeland yang rendahan?" tanya Joe dengan nada angkuh.
‘’Ohh,
Yang Mulia Pemilik Kerajaan Joeland...," sahut sang warga desa.
‘’Eeh…hem!"
dehem Emmy agak dipaksakan karena namanya tidak disebut.
‘’Dan
partnernya yang ia percayakan," timpal sang warga desa sedikit kesal.
‘’Sesungguhnya
aku membawa berita kurang mengenakkan dari kota kepada Baginda. Sebuah portal
ke dunia lain telah terbuka di pusat kota. Semua warga ketakutan, dari dalam
portal itu keluar suara yang cukup mengerikan," lanjut sang warga desa.
‘’Suara
apakah itu?" Joe kembali bertanya.
‘’Suara
seperti Haaaaa…. Hua……. He……., tapi yang jelas itu suara naga, ya itu
naga!," jawab sang warga desa.
‘’Naga
kau bilang ha. Oh, aku dapat menyelesaikan masalah ini karena akulah yang
terhebat dan terbaik di seluruh negeri ini," jawab Joe dengan nada yang
sombong
‘’Kabarkan
berita gembira pada seluruh rakyat di kota, bahwa aku, Joe yang sangat kuat dan
penuh keagungan akan mengalahkan naga kecil dan lemah yang kau katakan tadi, bawalah
aku ke portalmu itu!" tukasnya.
Singkatnya,
rombongan yang terdiri atas Joe, Emmy, Mistrole, dan sang warga desa itu sampai
di tempat yang dituju. Banyak warga telah berkumpul di tempat itu untuk
menyambut rombongan.
‘’Salam
rakyat Joeland yang saya hormati. Sekarang juru selamat kalian telah hadir
untuk menghancurkan monster yang kalian telah adukan kepadaku lewat warga
berhidung besar ini," sapa Joe kepada seluruh rakyatnya.
‘’Juru
selamat?" para warga kebingungan.
‘’Aku.
Akulah juru selamat kalian dari monster lemah yang bersembunyi di balik portal
ini," Joe kembali menjawab.
Kemudian, terdengar sorak sorai warganya saat itu juga.
Emmy
menarik tangan Joe dan mengajaknya berdiskusi, apa Joe memang benar benar
sanggup mengalahkan naga itu.
‘’Jadi,
kau sanggup tidak mengalahkan naga itu ?," tanya Emmy.
‘’Apa?Beraninya
kau mempertanyakan keberanianku ini ?" jawab Joe.
Kemudian suara naga keluar dari
mulut portal. Membuat
Joe terkejut dan melompat ketakutan. Ia hanya bisa melihat Emmy tersenyum melihat
respon temannya itu.
Emmy
berpikir bahwa Joe mungkin sebenarnya tidak bisa melakukan ini semua, dia hanya
melakukan akting berani di depan warganya karena gengsi. Sebenarnya yang
membantunya mendapatkan semua tanah di negeri itu adalah dirinya sendiri, namun
Joelah yang menikmati sorak sorai dari warganya yang payah. Semuanya, harta,
tahta, dan ketenarannya di masyarakat telah membuat Joe lupa daratan,
menjadikannya pribadi yang awalnya pengecut dan penakut menjadi angkuh dan
sombong dengan tidak menghilangkan rasa penakut dan pengecutnya itu. Mungkin
sudah saatnya Joe mendapat balasan karena keangkuhannya dan kesombongannya itu
dengan membiarkan ia masuk ke dalam portal itu.
“Baiklah
warga Joeland yang setia, sekarang aku akan masuk ke dalam untuk mengalahkan
naga itu, ini hanya perlu waktu lima menit saja!”, tungkas Joe.
Joe
pun masuk kedalam portal itu disusul Emmy, Mistrole membuntuti mereka dari
belakang. Di sana, Joe terkejut melihat bahwa mereka bertiga ada di sebuah
tanah nan kering dimana mereka dapat melihat kekosongan dan kehampaan di bawah
tanah itu. Joe melihat sesuatu yang membuatnya respon mengeluarkan pedang nya
dan membunuh se4suatu tersebut.
“Ya,
akhirnya kita membunuh naga itu dan menyelesaikan daftar yang ingin kita
lakukan selagi hidup," ucap Joe dengan bangganya menoleh ke arah Emmy di
belakangnya.
“Tunggu,
kau pikir itu naga?" tanya Emmy.
“Jadi
seperti apa naga itu?," Joe berbalik menanya.
‘’Nah,
seperti itu!" jawab Emmy terkejut.
Joe
menoleh ke belakang dan betapa terkejutnya dia bahwa yang ia lihat adalah naga
yang besar, membuatnya melemparkan pedangnya ke belakang dan membuatnya
berteriak sejadi-jadinya.
“Hai, namaku Joe. Senang bertemu kau!,"
sapa Joe terbata bata.
Naga itu menghembuskan nafasnya ke
arah Joe, membuat nyalinya ciut. Dia berlari ke belakang menghampiri Emmy dan Mistrole.
Sementara, naga itu terbang tinggi mendekati mereka, membuka mulutnya dan
mengeluarkan api yang sangat besar yang mengarah kepada mereka berdua.
‘’Awass!!!’’
teriak Joe. Ia memeluk erat Emmy, menghindarkan mereka berdua dari nafas naga.
‘’Cepat,
kita harus berbuat sesuatu sebelum naga itu kembali!" desak Joe.
Untuk
sesaat, Emmy merasa bahwa Joe sudah mampu mengatasi kepayahannya dalam
bertempur. Ia tidak menyangka bahwa sahabatnya itu bisa setegas itu
mengungkapkan keberaniannya. Mungkin karena Joe sangat menikmati pertempuran
ini. Kini, ia harus mengikuti apa yang di perintahkan oleh sahabatnya itu.
Emmy
menembakkan beberapa anak panah ke arah naga itu, sedangkan Joe menaiki sebuah
gunung untuk bisa menaiki naga itu dan menusuknya. Namun, ketika ia sampai di
puncak gunung, ia melihat Mistrole sedang berdiri mengamati naga itu.
“Hei,
sedang apa kau disana?," tanya Joe keheranan.
‘’Aku
sedang mengamati naga itu. Sebenarnya aku kasihan melihat Emmy sendirian di
bawah sana melawan naga itu. Kau pula sedang apa disini?," ucap Mistrole
berbalik bertanya.
‘’Aku
sedang membantu sahabatku itu, dengan cara seperti ini…..!!!," seketika
itu juga Joe melompat dari atas ketinggian ke tubuh naga itu. Ia sudah menusuknya,
namun, kekuatan naga itu sangat besar, ia tidak mati juga. Naga itu menggoyang
goyangkan badannya, membuat Joe terjatuh ke bawah.
‘’Joe,
kau tidak apa apa?," ucap Emmy merasa khawatir pada kondisi Joe.
‘’Aku
baik baik saja," sahut Joe.
‘’Kelihatannya,
kekuatan naga itu terletak pada batu permata yang ada di kepalanya. Ia menyerap
kekuatan batu permata itu, kita harus menghancurkan batu itu!," ucap Emmy
mengernyitkan matanya pada batu permata yang ada pada kepala naga itu sambil
membantu kawannya itu berdiri.
“Sudahlah,
aku sudah percayakan semuanya pada MIstrole, dia akan menangani semua ini,"
ucap Joe dengan tenangnya.
Sementara itu di atas gunung. Mistrole
melompat ke arah naga itu, ia berhasil mendarat di tubuh naga. Ia mencabut
pedang yang telah tertusuk di tubuhnya sebelumnya, kemudian berjalan dengan
tertatih tatih ke arah kepala naga itu. Ia akan menusuknya tepat di tempat batu
permata itu berada. Sebelum menusuk, ia berkata kata untuk yang terakhir
kalinya.
‘’mereka tidak cukup dan tidak akan
pernah cukup untuk membayarku melakukan ini !!!." Kemudian, dia
menusuk permata yang ada di naga itu. Naga itu berhenti menyerang Joe dan Emmy.
Naga itu mengapung dan terus
mengapung, hingga akhirnya meledak. Membuat Mistrole terpental sangat jauh ke
langit dan kemudian jatuh ke tanah dengan cepatnya.
Setelah
kondisi aman. Joe pun
berteriak ‘’Yah. Akhirnya kita berhasil mengalahkan naga itu".
Emmy
berdehem dan berkata “Ya, meskipun bukan kau yang menghabisi naga itu. Yang
menghabisinya adalah Mistrole;. Tunggu, dimana dia?," lanjutnya dengan
nada keheranan.
Mereka
terus mencari Mistrole dan akhirnya mereka menemukannya tergeletak di tanah.
Hari itu akan selalu mereka ingat, penyair dan pelayan yang baru saja menyelamatkan mereka
dari marabahaya dan selalu mengagung agungkan nama mereka berdua di mata
masyarakat telah berpulang ke pangkuannya yang memiliki hidup.
Sebagai
penghormatan terhadap pelayan mereka yang selalu mereka marahi dan caci. Joe
dan Emmy pun sepakat untuk menamai tanah itu sebagai “Mistroland”. Mereka
menangis sebagai rasa bangga karena mereka sudah menyelesaikan daftar keinginan
mereka sekaligus sebagai rasa sedih karena mereka baru saja kehilangan orang
yang paling mereka percayai.
“Sudahlah,
kita hanya bisa bersabar untuk itu, tidak ada seorang pun yang tahu bahwa
kejadian ini akan terjadi!," hibur Emmy untuk menghilangkan rasa sedih Joe.
“Iyah,
aku tahu itu. Kita harus bisa bangkit setelah semua yang kita alami hari ini.
Hai, bagaimana kalau kita buat daftar keinginan baru yang berisi apa saja yang
ingin kita lakukan seperti ikut kelas dansa atau mengikuti pertunjukan sirkus,
bagaimana ha..?," ujar Joe terdengar menyarankan.
“Terus bermimpi Joe, teruslah
bermimpi yang indah," sahut Emmy.
Tammat
0 comments:
Post a Comment