26 December 2023

Rumah Kosong

Edit Posted by with 1 comment

Putri Nuraini 

IX C 



 <a href='https://id.pngtree.com/freebackground/an-abandoned-house-in-sepia-in-the-field_3140185.html'>foto latar belakang gratis dari id.pngtree.com/</a>

'BRAKKK' suara keras muncul dari dapur rumah rumah kosong itu.

"Suara apa itu?" tanya Ophelia

"Aku tidak tahu. Mending kita pulang saja. Aku takut" Ella ketakutan. Ella terus menempel pada Ophelia dan memegang tangannya dengan erat.

Tiba tiba mereka baru sadar bahwa Opal tidak ada di samping mereka.

"Hey, ke mana Opal?" tanya Ian

"Tadi dia di sini. Tapi, kemana dia sekarang? Apa dia diculik oleh hantu?" Ella merinding ketakutan.

Pada suatu hari Ophelia dan Opal berpikir untuk uji nyali di rumah kosong yang tidak jauh dari rumahnya. Rumah kosong itu sangat besar dan halamannya sangat luas. Sayangnya, rumah itu tidak terurus dan menjadi terlihat sangat menakutkan, banyak rumput liar dan pohon yang besar.

"Ayo kita coba uji nyali di rumah kosong itu," Ophelia mengajak Ella dan Ian.

"Aku ngikut saja," jawab Ian sambil fokus bermain game di ponsel nya.

"Gak mau ah, takut," Ella mendengar nya langsung merinding ketakutan.

"Kita ke rumah kosong itu hanya sebentar saja. Aku hanya ingin membuat vidio dan dikirim ke media sosial. Aku yakin tidak akan ada hantu. Walaupun ada, itu pasti akan menyenangkan," canda Opal. Opal juga berencana untuk membuat vidio dan dikirim ke media sosial agar  viral.

"Tapi..., Baiklah, aku ikut dengan kalian. Tapi, hanya sebentar saja. Janji, ya?" Ella merasa khawatir dan takut

"Janji, hanya sebentar saja. Lagipula aku hanya penasaran dengan rumah kosong itu. Kita akan ke sana jam 17:00 ya," Ophelia menentukan jam untuk pergi ke rumah kosong itu.

Ian dan Opal setuju. Ella masih ragu ragu dan takut . Tapi, Ella tetap tersenyum dan mengangguk kecil.

Saat sudah jam 17:00 mereka sudah berkumpul di depan gerbang rumah kosong itu. Ophelia membuka sedikit gerbangnya dan masuk. Teman-temannya mengikutinya dari belakang. Ella masih berdiri di luar gerbang dan gemetar ketakutan. Ella memutuskan untuk mengikuti teman temannya dan masuk ke dalam  dan meraih tangan Ophelia agar tidak tersesat.

"Apa kalian sudah siap untuk masuk ke dalam rumahnya?" tanya Ophelia.

"Aku sudah siap" Opal memegang ponsel dan mulai merekam.

“Ayo masuk"  Ian memegang senter. Ella mengangguk

Ophelia membuka pintu dan masuk ke dalam rumah itu. Mereka disambut dengan bau melati yang sangat menyengat di hidung mereka. Ella merinding ketakutan. Saat melihat ke atas tangga, terlihat ada sosok perempuan, dengan pakaian putih. Wajahnya pucat. Badannya melayang. Kedua matanya menatap ke arah Ophelia dan Ella seperti marah. Kemudian melesat ke lantai atas.

“Teman teman, seperti nya kita harus pulang," Ella merinding ketakutan. Ia tidak menceritakan bahwa dia melihat sosok perempuan.

“Kita baru saja masuk. Tidak seru jika langsung pulang. Walaupun ada bau bunga melati, kita bersama-sama. Jangan takut." Opal mencoba menenangkan Ella

“Firasatku tidak enak. Tapi ayo coba jelajahi rumah ini," Ophelia mulai berjalan memimpin dan melihat barang-barang di rumah tersebut.

                “Barang-barangnya mewah, pasti mereka orang kaya." Ian melihat barang-barang yang berlapis emas di lemari kaca.

“Kamu benar. Tapi, kenapa barang-barang ini tidak dicuri ya?" Tanya Opal.

                “Aku pernah mendengar cerita dari warga. Katanya pernah ada yang mengambil satu barang di rumah ini, lalu orang itu tiba tiba menghilang dan tidak di temukan sampai sekarang," jawab Ophelia

'BRAKKK' suara keras muncul dari dapur rumah itu

“Suara apa itu?" tanya Ophelia

“Aku tidak tahu. Mending kita pulang saja. Aku takut." Ella ketakutan. Ella terus menempel pada Ophelia dan memegang tangannya dengan erat.

“Hey, ke mana Opal?" tanya Ian.

“Tadi dia di sini. Tapi, ke mana dia sekarang? Apa dia diculik oleh hantu?"  Ella merinding ketakutan.

“Kita harus cari Opal," Ophelia berbicara dengan tegas.

“Ophelia, bagaimana kita mencarinya?" tanya Ian

“Apa kalian mau berpencar?" tanya Ophelia

“APA! BERPENCAR? TENTU SAJA AKU TIDAK MAU!" jawab Ella sambil berteriak dan menutup matanya.

“Ya, akan lebih berbahaya jika kita berpencar. Bagaimana kalo kita mencarinya bersama?" Ajak Ian

“Itu ide yang bagus," Ophelia dan Ella setuju.

Mereka kemudian mencari Opal ke segala ruangan di lantai bawah. Sayangnya, mereka tidak menemukan Opal.

“Hari sudah semakin gelap. Tapi, Opal belum ketemu. Bagaimana ini?" Ella khawatir

“Jangan putus asa. Kita belum memeriksa lantai dua" jawab Ophelia

“Tapi... tapi lantai dua itu," Ella menghentikan kata katanya dan ketakutan.

  “Ada apa dengan lantai dua?" tanya Ian

“T...tidak" Ella menjawab dengan gagap

Saat itu, Ophelia memutuskan untuk mencari Opal ke lantai dua. Saat sampai di lantai dua mereka masuk ke setiap kamar. Saat masuk ke kamar paling pojok yang ada di rumah itu, mereka melihat Opal tidak sadarkan diri. Mereka langsung ke arah Opal dan menepuk pipinya.

“Opal, bangun! Opall" Ophelia, Ella dan Ian sangat khawatir. Di saat mereka khawatir, tiba-tiba pintu menutup dengan sangat keras 'BRAKKKK' mereka bertiga terkejut dan saling berdekatan.

“Aku takut sekali, aku ingin pulang," rengek Ella

“Tenang, jangan takut, kita akan segera pulang." Ian mencoba menenangkan Ella. Sementara Ophelin mencoba membangunkan Opal. Setelah beberapa menit, akhirnya Opal terbangun.

“Akhirnya kamu bangun. Ayo, kita harus keluar dari rumah ini," ujar Ophelia

Opal mengangguk dan bangun. Mereka mencoba membuka pintu, namun pintu tidak bisa dibuka. Mereka berempat terjebak di kamar itu. Mereka mulai ketakutan dan saling berdekatan. Tiba-tiba ada bau anyir yang menusuk hidung mereka.

“Bau sekali." Mereka menutup hidung. Saat mereka melihat ke atas, mereka dikejutkan dengan nampaknya beberapa pocong dengan muka hancur dan berlumuran darah. Mereka ketakutan dan memejamkan mata. Ella meneteskan air mata dan memeluk Ophelia. Ophelia merasa penasaran dan membuka matanya perlahan. Saat membuka matanya dia benar-benar kaget karena di depannya terlihat ada sosok dengan wajah yang benar-benar mengerikan. Wajah sosok itu hancur dan  dia menyeringai ke Ophelia. Ophelia merasa badannya membeku. Ian, Opal, dan Ella membuka matanya. Mereka juga melihat sosok itu. Mereka terkejut dan pingsan. Ophelia yang masih sadar mencoba untuk bergerak. Tapi saat Ophelia mencoba bergerak sosok itu mendekati Ophelia dengan cepat dan menghilang. Lalu, sosok itu tiba-tiba muncul di depan wajah Ophelia. Ophelia pun pingsan.

Saat mereka sadar, mereka melihat sekeliling ternyata itu rumah Ophelia. Mereka melihat hari sudah terang dan melihat warga berkumpul.

Sejak saat itu,  mereka tidak berani lagi menginjakkan kaki ke rumah itu atau uji nyali.

Tamat

1 comment: