29 September 2023

Yolo (Kisah Dua Orang Pengembara Di Negeri Antah Berantah) (Bagian 1)

Edit Posted by with No comments

 M. FARID RUBIANSYAH

8E


                Di sebuah negeri nun jauh di sana, dua orang menapakkan kakinya. Mereka berdua adalah penjelajah kedua setelah orang lokal di sana benar benar meninggali tanah tak bertuan itu. Mereka bernama Joe dan “soldier” nya, Emmy. Mereka datang untuk berpetualang ke negeri tersebut untuk menyelesaikan daftar yang ingin mereka lakukan ketika masih hidup, yaitu melawan para monster.         

                “Akhirnya kita sampai juga," ucap Emmy dengan nafas lega. Joe melihat sekelilingnya dan melihat bahwa mereka dikelilingi bentang alam yang begitu luas, mulai dari pegunungan, sungai, hingga hutan.

                “Iya…, ayo Emmy, kita habisi semua monster yang ada di sini," ucap Joe dengan sangat tidak sabar.

                “Tenanglah Joe. Kita baru saja sampai. Lihatlah, bahkan kita tidak membawa apa-apa ke sini, setidaknya kita bangun dulu rumah kita dengan kayu dan batu." Emmy menanggapi pernyataan sahabatnya yang tidak sabaran itu.

                Singkat cerita. Pertama tama yang mereka lakukan adalah memburu hewan liar untuk makanan, membuat peralatan sederhana dari kayu dan batu. Mereka menambang bijih besi untuk di buat senjata, menebang banyak pohon, dan memulai konstruksi rumah.

                Ketika pemasangan pintu untuk bagian depan rumah mereka. Datanglah seorang warga lokal ingin bertemu dengan Joe. Ia berkata ‘’Aku ingin berbagi kebahagiaan dengan kalian!’’.

                "Hai Emmy, lihatlah ada orang aneh berhidung besar ingin berbagi kebahagiaan dengan kita!," ucap Joe dengan tidak sopan.

                ‘’Oh, biarkan saja dia. Dia hanya ingin bermain main dengan kita. Lebih baik selesaikan saja pemasangan pintunya agar tidak keburu malam!’’, jawab Emmy. Ia nampak ingin segera membereskan rumahnya.

                ‘’Baiklah, selamat tinggal, orang aneh," ucap Joe. Kemudian, ia menutup pintunya dan membiarkan orang dari desa itu sendirian di luar dengan perasaan kecewa berat.

                ‘’Ah, lihatlah itu, sangat luar biasa," ucap Joe dengan penuh rasa bangga melihat rumahnya yang hanya terbuat dari kayu dan batu. Waktu pun larut menjadi malam dan mereka menyalakan api unggun untuk sekadar menghangatkan badan dan memasak makanan.

                ‘’Lalu, apa yang sekarang kita akan lakukan?," tanya Joe.

                “Yah…, kita akan menunggu hingga pagi menjelang," jawab Emmy.

                “Apa…?. Duduk memandangi perapian semalaman?. Itu tidak seru!. Harusnya kita melawan monster-monster di luar sana. Mereka sudah menunggu kita sedari tadi," keluh Joe.

                “Oh jangan Joe. Mereka itu banyak dan kita hanya berdua. Kita jangan gegabah, ikuti saranku supaya kita selamat," terdengar Emmy memberi saran.

                Namun,  Joe tidak mempedulikan saran Emmy. Ia tetap keluar saking tidak sabarnya. Akhirnya, yang ia tunggu-tunggu pun datang juga. Para monster datang, Joe berduel dengan para monster monster itu. Ada zombie hingga tengkorak. Joe melawan dengan sekuat tenaga. Namun karena jumlah monster-monster itu terlalu banyak, ia pun memutuskan untuk kembali.

                “Baiklah, aku mendengarkan," ucap Joe dengan nafas tersengal-sengal karena dikejar segerombolan mahkluk tak hidup dan tak mati itu.

                “Bagus! Kau baru saja memancing makhluk-makhluk itu datang ke sini dan meneror rumah kita semalam suntuk," jawab Emmy dengan nada kesal.

                Sementara itu, para mahkluk-mahkluk di luar sana mencoba mendobrak pintu yang dibuat oleh Joe. Pada akhirnya, pintu pun rusak. Segerombolan mahkluk itu menyerbu rumah milik Joe dan Emmy. Emmy mencoba melawan mereka dengan menembakkan beberapa anak panah. Namun, Joe malah mengurung dirinya di sudut ruangan.

                “Ayolah Joe. Bantu aku cepat!," paksa Emmy karena ia sudah mulai terdesak.

                ‘’Baiklah," ucap Joe. Ia melemparkan pedang besinya pada salah satu mahkluk itu, namun, mahkluk itu terlihat tambah marah.

                Sementara itu, fajar mulai menyongsong. Memperlihatkan matahari yang bersinar cerah di ufuk timur.

                Joe merasa silau dan menutup matanya. Ia pun menggerutu ‘’Oh, terang sekali, aku tidak bisa melihat". Melihat kesempatan itu, Emmy mendesak Joe agar menghancurkan tembok rumah mereka.

                ‘’Cepat, Joe. Hancurkan sisi tembok yang menghadap ke arah matahari," desak Emmy.

                Tanpa pikir panjang, Joe pun menghancurkan sisi tembok yang menghadap ke arah matahari terbit itu. Para mahkluk itu pun berhenti menyerang dan mulai merasa terbakar. Mereka berlarian mondar mandir karena kepanasan sebelum akhirnya menghilang.

                “Kerja bagus Joe. Kau segera menghancurkan tembok itu meskipun kau merasa silau karena cahaya mataharinya. Kau puas melawan monster di sini," ujar Emmy.

                “Ya, kau juga. Tapi sebelumnya maafkan aku karena tidak mau mengikuti saranmu. Tapi jujur, aku puas sejauh ini," jawab Joe sambil tertawa kecil.

                “Sudahlah. Kita bereskan yang harus kita bereskan," ucap Emmy.

Bersambung

0 comments:

Post a Comment