Putri Nuraini
9C
Saat aku masih kecil, aku pernah mengunjungi rumah Rafel bersama
orang tuaku. Rafael adalah kerabatku. Setelah aku remaja, aku merasa ada sesuatu
hal yang kurasakan padanya. Aku menyukainya. Tapi aku kecewa saat mendengar Rafel sudah
memiliki pasangan. Aku sangat sedih dan aku mencoba melupakannya.
Suatu hari saat aku sedang berjalan-jalan bersama keluargaku, Rafel menghampiri.
"Mika,
fotbar, yu," kata Rafael.
"Eh,
engga ah," ujarku.
"Ayolah,
Mika,” Rafel memaksa.
"Ya udah deh. Ayo," ujarku.
Lalu kami foto bareng. Dalam hati, aku berteriak, "Kyaaaa!!
Gak nyangka aku, bisa fotbar bersama orang yang aku suka.” Tetapi, kesenangan
itu tidak berlangsung lama saat aku ingat dia sudah memiliki pacar.
Suatu hari saat aku sedang berjalan, seorang perempuan datang
menghampiriku. Dia terlihat begitu kesal.
"PLAKKK!!" Sebuah
tamparan mendarat di pipiku.
"Kenapa kamu menamparku? Aku salah apa? Kita
kan gak kenal!!" Aku kaget campur marah.
Dia pun berteriak, "Dasar kamu gak tahu diri perusak hubungan orang!”
Aku masih kebingungan saat kemudian ia mengeluarkan sesuatu. Ia
menunjukkan sebuah foto di handphone-nya. Ternyata, itu foto aku dan
Rafel.
"Ini apa? Ini kamu kan yang ada di foto ini? Berani banget kamu
foto sama pacar aku!" teriaknya.
"Ini salah faham," jawabku.
" Salah faham apanya?" dia pun bertanya
"Rafel itu saudaraku. Kami hanya fotbar. Jadi kayaknya kamu
salah faham," jawabku.
Tiba-tiba Rafael datang.
"Loh
Fany, kok kamu ada di sini?" tanya Rafel
"Rafell apa benar cewek ini sodaramu?" tanya Fany.
"Iya dia saudaraku. Memangnya kenapa?" jawab Rafael.
"Kalo begitu, aku salah faham," ujar Fany. Kemudian
iameminta maaf padaku.
Aku dan Fany kemudian berteman. Hubungan Fany dan Rafel pun baik
baik saja. Sedangkan aku harus menyembunyikan perasaanku pada Rafael. Aku tidak
mau hubungan Fany dan Rafel rusak. Jadi, aku harus tetap memendam perasaan ini.
***
0 comments:
Post a Comment