Wiji
Namaku Alfie, smurku 15 tahun.
Sejak umur 10 tahun, aku dan ayahku sudah jarang dekat seperti dulu. Ayahku
selalu pulang larut dan jarang meluangkan waktunya untukku. Aku ingin ayahku
seperti dulu, ayah yang selalu ceria dan gembira.
Pada satu hari,
sekolahku mengadakan pentas seni di hari ayah. Aku sudah berapa kali bilang
pada ayah agar datang namun ayahku hanya merespon biasa saja.
Pentas seni di
sekolah pun tiba. Ternyata ayahku tidak hadir. Aku sudah melihat ke semua arah
namun ayahku tak kunjung datang.
Saat aku tiba di
rumah aku sangat marah pada ayahku. Ayah hanya terdiam saat aku marah padanya.
Ia langsung
mengurung dirinya di kamar. Lalu ibu datang dan memarahi balik aku. Ibu bilang
bahwa ayah itu selalu memperhatikanku walaupun tidak menunjukkannya padaku. Aku
langsung terdiam
Ibu memberikan
foto saat ayah datang ke pentas seniku. Wajah ayah di dalam foto itu sangat
gembira. Lalu memperlihatkan foto saat ayah menyiapkan kado untukku. Ternyata
ayahku selalu memperhatikanku. Sejak saat itu aku tersadar bahwa ayah selalu ada
untukku dan keluarga. Ayahku adalah pahlawan di hidupku.
0 comments:
Post a Comment