26 December 2023

Misteri Pohon Duku

Edit Posted by with No comments

 Delvan Satria Kustiadi

IX C


Ayah dan ibuku biasa pergi ke kota untuk menjual buah-buahan dan sayuran hasil tani. Aku dan adikku sudah biasa ditinggalkan ke kota oleh ayah dan ibu. Mereka sudah memberi uang saku selama seminggu untuk kami dan sudah menyiapkan makanan yang banyak untuk kami.

Keesokan harinya sepulang sekolah, kami pulang bersama dengan naik angkot. Tapi angkotnya tidak sampai ke rumah. Angkot hanya behenti sampai dekat pohon duku besar.

           Saat kami berjalan melewati pohon itu, terdengar suara anak kecil yang menangis. Kami mencari sumber suara namun tidak ada siapa-siapa. Kami merinding ketakutan.

"Kak, aku takut dengan suara anak yang menangis itu," kata adikku.

"Tenang, kan ada kakak di sini ." Aku berusaha menenangkannya.

Dan kami terus berjalan dengan langkah yang cepat. Tapi saat kami sedang berjalan, terdengar seseorang memanggil kami.

" Nak, jangan buru- buru jalanya. Mampir dulu ke sini,"  ujar seorang nenek yang tiba-tiba muncul.

"Maaf Nek, kami berdua tidak bisa mampir ke rumah Nenek,” jawabku dengan suara ketakutan.

Kami berdua terus berjalan. Meski takut, kami penasaran dan menengok ke belakang. Terlihat seorang  nenek sedang duduk dengan seorang anak bayi. Seorang bapak dan dan seorang ibu terlihat sedang duduk. Kami semakin merinding ketakutan dengan sosok orang-orang itu. Kami pun berlari menuju ke rumah. Sesampainya di rumah, kami langsung masuk rumah tanpa basa-basi.

Hari berganti pagi. Saat bangun, ayah dan ibu ternyata sudah pulang. Kami langsung bercerita tentang sosok yang kami lihat dekat pohon duku. Kami bercerita dengan penuh rasa takut karena kami mengira itu adalah hantu.

"Itu bukan hantu tapi itu adalah keluarga pengemis. Mereka semua tidak punya rumah jadi mereka membuat rumah di dalam pohon duku karena pohonya besar. Ibu dan ayah juga sering bertemu dengan mereka. Mereka semua itu baik dan ramah. Ibu dan ayah sering memberi buah buahan ," kata ibu dan ayah.

"Oooh, jadi mereka itu bukan hantu? Ternyata keluarga pengemis,” ujar kami sambil tersenyum lega.***


0 comments:

Post a Comment