Delvan Satria Kustiadi
IX C
Ayah dan ibuku biasa pergi ke kota untuk menjual buah-buahan dan
sayuran hasil tani. Aku dan adikku sudah biasa ditinggalkan ke kota oleh ayah
dan ibu. Mereka sudah memberi uang saku selama seminggu untuk kami dan sudah
menyiapkan makanan yang banyak untuk kami.
Keesokan harinya sepulang sekolah, kami pulang bersama
dengan naik angkot. Tapi angkotnya tidak sampai ke rumah. Angkot hanya behenti
sampai dekat pohon duku besar.
Saat kami berjalan
melewati pohon itu, terdengar suara anak kecil yang menangis. Kami mencari
sumber suara namun tidak ada siapa-siapa. Kami merinding ketakutan.
"Kak, aku takut dengan suara anak yang menangis
itu," kata adikku.
"Tenang, kan ada kakak di sini ." Aku berusaha
menenangkannya.
Dan kami terus berjalan dengan langkah yang cepat. Tapi
saat kami sedang berjalan, terdengar seseorang memanggil kami.
" Nak, jangan buru- buru jalanya. Mampir dulu ke sini," ujar seorang nenek yang tiba-tiba muncul.
"Maaf Nek, kami berdua tidak bisa mampir ke rumah
Nenek,” jawabku dengan suara ketakutan.
Kami berdua terus berjalan. Meski takut, kami penasaran
dan menengok ke belakang. Terlihat seorang
nenek sedang duduk dengan seorang anak bayi. Seorang bapak dan dan
seorang ibu terlihat sedang duduk. Kami semakin merinding ketakutan dengan
sosok orang-orang itu. Kami pun berlari menuju ke rumah. Sesampainya di rumah, kami
langsung masuk rumah tanpa basa-basi.
Hari berganti pagi. Saat bangun, ayah dan ibu ternyata
sudah pulang. Kami langsung bercerita tentang sosok yang kami lihat dekat pohon
duku. Kami bercerita dengan penuh rasa takut karena kami mengira itu adalah
hantu.
"Itu bukan hantu tapi itu adalah keluarga pengemis.
Mereka semua tidak punya rumah jadi mereka membuat rumah di dalam pohon duku
karena pohonya besar. Ibu dan ayah juga sering bertemu dengan mereka. Mereka
semua itu baik dan ramah. Ibu dan ayah sering memberi buah buahan ," kata
ibu dan ayah.
"Oooh, jadi mereka itu bukan hantu? Ternyata
keluarga pengemis,” ujar kami sambil tersenyum lega.***
0 comments:
Post a Comment