Rani Martias
Kelas 8H
Restu yang Tak Berpihak
Luisa adalah
seorang mahasiswi di sebuah universitas di Bandung. Ia tinggal bersama kedua
orang tuanya. Ia mengambil jurusan bisnis investasi.
Di pagi hari.
Tok... Tok... Tok.... Terdengar suara yang mengetuk pintu kamar Luisa. Dengan mata yang masih berat, ia langsung bergegas membukakan pintunya. Seorang wanita berdiri dengan senyum. Ia langsung menyuruh Luisa untuk makan dan bersiap-siap. Wanita itu tak lain adalah ibunya.
Luisa membalas senyuman ibunya. Kemudian ia langsung pergi ke kamar
mandi. Dengan asyiknya ia bernyanyi di toilet. Mandi pun selesai. Ia berdandan dan melihat
dirinya di cermin. Ia tersenyum, seakan hari-harinya sangat istimewa.
Luisa langsung pergi ke dapur dengan senyuman yang riang. Ibu menghidangkan
makanan begitu banyak di meja makan. Ayah membaca koran, santai sambil meminum
kopi buatan istri tercinta.
Di kampus …
"Hai, Luisa!" terlihat seseorang menghampirinya.
"Hai, Lylia! " sahut Luisa dengan senyumnya.
Lylia adalah seorang mahasiswi juga seperti Luisa. Ia adalah sahabat Luisa sejak kecil. Namun berbeda dengan Luisa. Ayahnya meninggalkannya sejak kecil. Ia sekarang hidup berdua dengan ibunya. Ayahnya tidak pernah memberinya kabar.
***
Saat hendak
pergi ke kelas, Luisa dan Lylia melihat segerombolan wanita bergerombol. Karena
penasaran, mereka langsung menerobos gerombolan tersebut. Ternyata mereka
sedang memandang seorang pria tampan, kekar, dan tinggi yang berada di depan
mereka. Luisa dan Lylia terpukau melihatnya. Laki-laki itu tersenyum kedua perempuan
tersebut yang membuat Luisa dan Lylia
salah tingkah. Nama pria itu adalah Samuel.
Samuel melihat ke arah Luisa. Ia berdiri dan menghampiri Luisa.
"Hai! Perkenalkan, nama saya Samuel. " Ia mungulurkan
tangannya untuk berjabat tangan dengan sopan kepada Luisa.
"Hai juga. Saya Luisa." Luisa tersenyum dan membalas
jabatan tangan Samuel.
Melihat hal itu, Lylia merasa iri. Ia merasa dipandang rendah karena
status dan penampilannya tidak seperti Luisa.
Di dalam kelas, saat perkuliahan berlangsung. Samuel duduk sambil
menatap Luisa yang sedang belajar dan sementara Lylia ia memasang wajah iri.
Saat pelajaran usai, Lylia langsung pergi meninggalkan kelas. Ia tidak
ingin bertemu dengan Luisa. Biasanya ia tidak seperti itu. Luisa juga sangat
heran dengan tingkah sahabatnya itu.
Saat itu, kebetulan Samuel lewat. Ia langsung memberi tumpangan
kepada Luisa. Luisa tidak menolaknya.
***
Sesampainya di rumah, Lylia buru-buru pergi
ke kamar. Pintunya ia kunci. Ia menangis. Ia membenci Luisa hanya karna seorang
laki-laki. Lylia melihat foto mereka dan merobeknya menjadi serpihan kertas
yang tak berguna lagi baginya.
Tring... Tiba-tiba Hp-nya berdering. Muncul sebuah pesan. Ia
langsung melihatnya, berharap Sam yang mengirim pesan itu. Ternyata, pesan itu
berasal dari Luisa.
< ◯ Luisa
Online
───
P
Ly, kok kamu
tadi ninggalin aku?
(Dibaca)
Kamu marah???
(Dibaca)
Jangan marah
ya... :)
(Dibaca)
Lylia hanya membaca isi pesan itu.
Tak lama ibunya pulang. Ibunya hanya seorang pekerja paruh waktu. Ia
masuk ke kamar Lylia dan melihatnya sedang menangis.
"Kamu kenapa?" tanya ibunya.
Lylia langsung memeluk ibunya dengan erat.
(To
be continued)
0 comments:
Post a Comment